Juni 01, 2016

Mahasiswa-mahasiswa Penghafal Quran*

Buku berjudul Mahasiswa-mahasiswa Penghafal Quran (*) yang diterbitkan oleh Indonesia Quran Foundation (IQF) dan kubeli secara online itu adalah rekomendasi dari anak sulungku - si Fadhil. 

Ringan sekali membaca isinya, dikemas dalam kisah-kisah pendek para mahasiswa penghafal qur'an yang bergabung dalam IQF. Hampir semuanya merupakan alumni UI, lainnya dari UNJ dan perguruan tinggi di seputar Depok - Jakarta.

Kisah-kisah mereka sederhana tapi sangat menginspirasi. Kebanyakan dari mereka memohon do'a yang sangat sederhana tapi sungguh bermakna. Mereka berdo'a pada Allah Ta'ala supaya ditempatkan di lingkungan yang baik, di antara teman-teman yang baik, yang mengingatkan dan mengajak kepada kebaikan. Dan do'a itu dikabulkan oleh Allah Ta'ala dengan menempatkan mereka di universitas ternama yang kondusif untuk kuliah, berorganisasi sekaligus bergaul dan berinteraksi dengan teman-teman penghafal qur'an.

Cerita-cerita seru seputar usaha keras mereka dalam menghafal qur'an disela-sela kesibukan kuliah, tugas dan berorganisasi, sangat patut menjadi renungan dan bahan intropeksi diri. Mengaca pada diri yang sampai 'sejauh' ini masih belum ada greget kuat, belum ada target yang tegas dan jelas dalam menghafal al qur'an. Jangankan untuk menghafal 1 juz, keinginan untuk menambah hafalan surat-surat pendek saat bulan ramadhan saja, hanya lewat begitu saja :(

Banyak tips yang mereka bagi dalam proses menghafal al qur'an. Diantaranya dengan selalu menjaga motivasi diri, selalu berupaya istiqomah berinteraksi dengan qur'an, selalu berupaya berada dalam lingkungan para penghafal qur'an, selalu berupaya menjaga diri dari dosa-dosa kecil agar lebih mudah dalam menghafal qur'an, dan yang terpenting adalah menjaga niat dalam hati - meluruskan niat dalam hati - menghafal qur'an adalah untuk meraih ridlo Allah Ta'ala, berharap pahala yang besar dariNya dan dapat mempersembahkan mahkota untuk ortu mereka di akherat nanti. 
  
Ya...menjaga niat, sepertinya sepele ya, tapi sering kita lalaikan. Seperti yang diceritakan oleh salah satu penulis di buku itu - berikut kutipannya :

".. dan lagi-lagi aku terjebak dalam lingkaran yang sama. asa berubah menjadi hawa. lagi, semangatku berubah menjadi nafsu. dan hasil yang kudapatkan NOL besar.....waktu habis, saatnya untuk menyetor hafalan. aku menyetor dengan tersendat-sendat dan tidak lancar.hukum bacaanku hancur berantakan....selesai menyetor aku lari ke pojokan, mencari tempat menyendiri. aku menangis. setengah mati aku membenci diri sendiri....kemudian aku sibuk membandingkan diriku dengan teman-temanku yang lain. mereka yang memiliki kesibukan segudang, namun mampu menambah hafalan dengan mudah... 

dear myself, sebegitu sulitkah Quran masuk dalam pikiranmu? ...ingin rasanya menyerah, aku berfikir panjang, pasti ada yang salah dalam diriku. kubuka perlahan mushafku. "kitab al quran yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran" (Q.S. Sad:29).

aku tersadar. selama ini aku hanya memperlakukan ayat-ayat Quran sebagai target yang harus kuhafal layaknya aku memperlakukan ilmu-ilmu kuliah. aku tak memperlakukan Quran dengan hati....benarkah aku menghafal karena-Nya? benarkah aku menghafal berniat mendapat ridho-Nya? bukan karena ambisi pribadi? bukan karena ingin dipandang berhasil karena mampu menyelesaikan target?

aku diam. bukan menyerah. lebih kepada pasrah. aku mulai menghentikan target-target Quran yang pernah merasukiku... mungkin perkembanganku akan jauh lebih lambat setelah ini. namun aku lebih memilih untuk menikmati proses demi proses kebersamaanku dengan Quran.."

sebuah kutipan sederhana yang patut jadi renungan .. semoga bermanfaat.