Desember 27, 2016

Honour Killing ....


Minggu lalu berkesempatan nonton sebuah film dokumentar di sebuah saluran tv kabel yang mengisahkan tentang Saba Maqsood  - perempuan asal Pakistan yang sempat mengalami percobaan pembunuhan oleh ayah kandung dan pamannya sendiri. Saba dibunuh karena nekat lari dari rumah untuk menikah dengan pemuda yang dicintainya - yang kebetulan berasal dari keluarga kurang mampu, dia tegas menolak perjodohan yang dipaksakan oleh keluarganya. 

Di hari yang naas itu, Saba dijemput di rumah mertuanya oleh ayah dan pamannya. Awalnya dia takut, tapi akhirnya menurut karena keduanya berjanji bahkan bersumpah di atas Al Qur'an tidak akan menyakiti Saba. Tapi ternyata Saba disekap lalu ditembak di pelipis, dan dimasukkan ke dalam karung, kemudian dilempar ke sebuah sungai. Sungguh sebuah percobaan pembunuhan yang keji.

Tapi takdir Allah menentukan lain, dalam kondisi luka parah, Saba akhirnya berhasil menyelamatkan diri. Dan masalah baru menantinya, keluarga Saba dan masyarakat sekitar malah seakan "menghukumnya", karena dia dianggap telah mempermalukan keluarga, lari dari rumah untuk menikah dengan pemuda yang tidak direstui keluarganya dan 'menjebloskan' ayah dan pamannya ke dalam penjara. Ayahnya bahkan tidak menyesali perbuatannya dan tidak mau menganggap Saba sebagai bagian dari keluarganya lagi. Ayah dan pamannya bahkan menganggap upaya pembunuhan yang mereka lakukan merupakan jalan untuk mempertahankan kehormatan dan harga diri keluarga - "honour killing" ... Subhanallah

Saba yang  awalnya bersikeras tidak mau memaafkan ayah dan pamannya, mengingat begitu keji perbuatan mereka terhadap dirinya, akhirnya tidak bisa mengelak.  Tekanan tokoh masyarakat setempat saat itu "memaksa" Saba untuk memaafkan ayah dan pamannya agar mereka dapat dibebaskan dari penjara. Harga sebuah pengampunan dari Saba, yang sebenarnya jauh di lubuk hatinya dia belum rela memberikannya.

Sungguh menyayat hati .. kenapa harus sekejam itu sampai Saba harus dibunuh oleh ayah dan pamannya sendiri? Padahal dalam Islam telah jelas diatur bahwa perjodohan itu harus meminta pertimbangan pihak perempuan yang akan dijodohkan. Jika dia menolak, maka orang tua atau wali tidak boleh memaksanya. Seperti yang dikutip dari sebuah artikel berikut ini : 

"Tidak boleh menikahkan seorang janda sebelum dimusyawarahkan dengannya dan tidak boleh menikahkan anak gadis (perawan) sebelum meminta izin darinya.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mengetahui izinnya?” Beliau menjawab, “Dengan diamnya.” (HR. Al-Bukhari No. 5136 dan Muslim No. 1419).

Imam Bukhari berkata, Isma’il memberitahu kami, dia berkata, Malik memberitahuku, dari ‘Abdurrahman bin Al-Qasim dari ayahnya dari ‘Abdurrahman dan Mujammi’, dua putra Yazid bin Jariyah, dari Khansa’ bin Khidam Al-Anshariyah radhiyallahu ‘anha,
“Bahwa ayahnya pernah menikahkan dia -ketika itu dia janda- dengan laki-laki yang tidak disukainya. Maka dia datang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (untuk mengadu) maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam membatalkan pernikahannya.” (HR. Al-Bukhari no. 5138)

Akan tetapi larangan memaksa ini bukan berarti sang wali tidak punya andil sama sekali dalam pemilihan calon suami wanita yang dia walikan, justru sang wali disyariatkan untuk menyarankan saran-saran yang baik lalu meminta pendapat dan izin dari wanita yang bersangkutan sebelum menikahkannya. Tanda izin dari wanita yang sudah janda adalah dengan dia mengucapkannya, sementara tanda izin dari wanita yang masih perawan cukup dengan diamnya dia, karena biasanya seorang gadis malu untuk mengungkapkan keinginannya. Sebagaimana dijelaskan dalilnya di dalam hadits berikut.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai seorang gadis yang akan dinikahkan oleh keluarganya, apakah perlu dimintai pertimbangannya?” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya, “Ya, dimintai pertimbangannya.” Lalu ‘Aisyah berkata, maka aku katakan kepada beliau, “Dia malu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata, “Demikianlah pengizinannya, jika ia diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)". Sumber: https://muslimah.or.id/6506-hukum-perjodohan-ala-siti-nurbaya.html



Desember 05, 2016

Lanjutan Aksi Damai 212 ...

Aksi damai 212 telah berlalu, bersyukur semuanya berjalan dan berakhir dengan damai sesuai labelnya. Banyak kubaca apresiasi dan kisah-kisah inspiratif dibalik aksi tersebut yang di-share di grup wa. Tapi kudengar di media lain, ada juga yang menyindir dan mengkritisi.

Terlepas dari pro dan kontra tentang aksi tersebut, sebenarnya sebagian ulama ada yang menyarankan untuk tidak melakukan aksi atau demo ke jalan, mengingat kemungkinan besarnya mudharat yang bisa ditimbulkan daripada manfaatnya. Lebih disarankan untuk mengadukan permasalahan tersebut ke penguasa / pemimpin melalui bantuan ulama yang benar-benar memahami ilmu dan persoalannya. Tetapi untunglah,aksi 212 bisa berakhir damai. Mungkin belajar dari pengalaman aksi 411 sebelumnya, dimana di penghujung acara sempat diwarnai bentrokan karena ditengarai ada yang mem-provokasi.

Apapun yang terjadi, hikmah yang menurutku bisa diambil dari serangkaian kejadian sebab dan akibat rentetan aksi tersebut adalah selalu berhati-hatilah kita dalam bertutur-kata, jangan sampai mulut kita menjadi harimau bagi kita.

Nah sekarang lagi banyak beredar “ajakan melanjutkan aksi damai 212” yaitu #Gerakan 5 WaSaJaDim (5 waktu sholat jamaah di masjid) dan #Gerakan sholat subuh berjamaah pada 1212 di seluruh masjid tanah air sebagai starting point kebangkitan Islam di negeri ini.

Hmmm.. .. sebenarnya gerakan atau aksi lanjutan itu notabene merupakan kewajiban kita sebagai umat muslim yang harus kita jalankan setiap harinya, terutama bagi kaum adam-nya. Tapi sebagaimana lazimnya manusia, kita sering butuh momentum terlebih dahulu untuk berubah, butuh momentum untuk berbenah, dan butuh momentum untuk beresolusi - seakan-akan sulit bagi kita untuk berubah atau berbenah jika tanpa didahului oleh momen tertentu. Kebetulan menjelang akhir tahun juga nih, biasanya momen pergantian tahun dimanfaatkan sebagian dari kita untuk beresolusi.

Jadi ingat profil lucu wa anak sulung-ku yang sempat dipasang beberapa waktu lalu : "my goal for 2016 is to achieve the goals of 2015 which i'd have done in 2014 as i promised in 2013 & planned in 2012" .. he he ngena banget sindirannya.

Kembali ke gerakan lanjutan aksi damai 212 di atas, ini ada nasehat bagus dari ulama yang bisa kita amalkan seiring sejalan bersamaan dengan gerakan tersebut - yaitu mendoakan kebaikan terhadap waliyyul amr (penguasa / pemimpin).

Mendoakan kebaikan untuk pemimpin ternyata mengandung banyak faidah, di antaranya berikut ini (kukutip dari artikel  http://muslim.or.id/29051-inilah-manfaatnya-doa-untuk-pemimpin.html)

  • Seorang muslim beribadah dengan do’a ini, karena dia ketika mendengar dan taat kepada waliyyul amr adalah melaksanakan perintah Alloh, karena Allah berfirman (yang artinya): “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kalian“ (QS. An-Nisa’ : 59). 
  • Mendoakan waliyyul amr akan kembali manfaatnya kepada para rakyat sendiri, karena jika waliyyul amr baik, maka akan baiklah rakyat dan sejahtera kehidupan mereka, Al-Imam Bukhari meriwayatkan di dalam Shahihnya dari Qais bin Abi Hazim bahwa seorang wanita bertanya kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq : “Apakah yang membuat kami tetap di dalam perkara yang baik ini yang didatangkan Alloh setelah Jahiliyyah ?”, Abu Bakar menjawab : “Tetapnya kalian di atasnya selama istiqamah para pemimpin kalian terhadap kalian” (Shahih Bukhari 3/51).
         Wallahu a’lam… semoga bermanfaat








Oktober 17, 2016

Menjadi Dosen Profesional ...

Rabu 12 Oktober 2016 lalu, berkesempatan mengikuti Workshop Pengembangan Karir & Profesi Dosen yang diselenggarakan oleh Kopertis Wilayah VII. Pemateri workshop terdiri dari Koordinator Kopertis VII - Prof. Suprapto dan Dirjen SDID Kemristek DIKTI - Prof. Ali Gufron (dulu beliau juga pernah menjabat wakil menteri kesehatan).
Sebenarnya workshop ini untuk dosen DPK (dosen PNS yang dipekerjakan Kopertis atau diperbantukan untuk bertugas di PTS), tapi dosen DPK kami berhalangan hadir saat itu.

Pada sesi pertama, Koord. Kopertis 7 mengawali paparannya dengan pertanyaan yang menarik, "apakah dosen-dosen di depan saya ini adalah dosen yang profesional? sebelum menjawab, mari berkaca dulu pada cermin yang jernih ". Yang kupahami 'cermin jernih' yang beliau maksud adalah semua aturan atau regulasi yang mengatur tentang penjaminan mutu perguruan tinggi dan mutu dosen, antara lain PP no 37 tahun 2009, PP no 53 tahun 2010, UU no 12 tahun 2012, UU no.5 tahun 2014, Permenristekdikti no 44 tahun 2015, UU no. 14 tahun 2015, dan peraturan lain yang terkait. Dosen memang mesti aware terhadap aturan-aturan yang memayunginya agar bisa menjadi dosen profesional sekaligus tidak salah langkah.

Tahapan menjadi dosen yang profesional menurut beliau adalah sebagai berikut :
berawal dari passion - pengembangan diri / studi lanjut - mengasah teaching skill - melakukan riset dan abdimas - dan mempublikasikannya.
Kepedulian terhadap pengembangaan karir dan profesinya bisa diwujudkan melalui studi lanjut, mengikuti training / workshop, mengurus kenaikan jabatan akademik secara berkala, dan berupaya untuk memperoleh sertifikat pendidik (serdos). 

Dosen profesional juga harus berkomitmen terhadap waktu / jam kerja sekaligus komit melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas tri dharmanya. Jika mengacu pada Permendikbud no 107 tahun 2013 maka jam kerja dosen per minggu nya 37.5 jam. Idealnya kehadiran dosen di kampus rata-rata 8 jam per hari (dipotong jam istirahat), dan selayaknya jam kerja tersebut digunakan secara optimal untuk melaksanakan kegiatan pengajaran, meneliti, abdimas, serta kegiatan yang berhubungan dengan jabatan struktural untuk dosen dengan tugas tambahan (DT). Kesimpulan beliau, dosen profesional itu mesti mempunyai tiga hal : well skill - well etic - well pay.

Pada sesi kedua, Dirjen SDID Kemristek DIKTI memaparkan aturan-aturan seputar jabatan akademik (jakad) dan prosedur pengurusan kenaikan jabatan. Beliau juga memotivasi peserta workshop untuk dapat mengurus kenaikan jabatan akademiknya secara berkala. Dengan bercanda beliau bilang " mumpung sekarang masih masuk masa-masa mudah dalam pengurusan jakad, maka bersegeralah ngurus, ntar kalo sudah masuk masa-masa sulit, kami gak bertanggung jawab lo ya" he he beliau bisa saja. Beliau juga menguatkan 'pernyataannya' dengan menampilkan sebuah foto pelantikan seorang guru besar di Fakultas Kedokteran UNAIR yang baru-baru ini berhasil meraih guru besar (profesor) hanya dalam jangka waktu 2 bulan - tidak lagi bertahun-tahun seperti masa sebelumnya.

Sesi terakhir workshop diisi tanya jawab, antara lain sebagai berikut :
(1) keluhan peserta tentang kebiajkan terbaru yang menghentikan uang makan DPK
jawab : ada aturan bahwa uang makan diberikan pada PNS yang bertugas dalam lingkungan kantor yang sama - itu yg berhasil kusimak, cmiiw yaa;
(2) sulitnya proses mutasi DPK Kopertis 7 ke PTN
jawab : pada prinsipnya DPK bisa mutasi ke PTN dg syarat ada surat ketr rasio, srt ketr diterima di PTN tujuan, srt lolos butuh dari PTS asal, dan ijin dari Kopertis. tapi saat ini Kopertis 7 belum mengijinkan karena terbatasnya jumlah DPK di wilayahnya dan juga mengingat data rasio dosen di PTS Jatim yang masih kurang;
(3) lamanya masa tunggu CPNS memperoleh SK PNS padahal telah menyelesaikan prajab, sehingga tidak bisa studi lanjut atau ngurus jakad
jawab : harap bersabar dan ikuti saja aturan yang berlaku untuk amannya;
(4) keluhan sebagian PTS yang "jalannya tertatih-tatih" karena mahasiswanya sedikit atau karena sunber daya yang dimilikinya lemah
jawab : lebih disarankan untuk merger / berbagi sumber daya dengan PTS yang lebih "kuat" tentu melalui MOU yang saling menguntungkan, sehingga bisa fokus meningkatkan mutu;
(5) kategori jurnal bereputasi itu seperti apa, apakah harus ter-indeks Scopus
jawab : tidak harus ter-indeks Scopus, bisa juga ter-indeks Thomson, LIPI, dan lembaga yang kredibel lainnya.
Pemateri tak lupa mengingatkan bahwa batas waktu unggah Renstra-RIP riset dan abdimas ke sistem litabmas sd tgl 30 Oktober 2016, hal itu untuk melengkapi persyaratan pengajuan hibah ristek dan abdimas DIKTI.

Semoga bermanfaat...







Oktober 09, 2016

That’s what friends are for…


Sabtu kemarin berbarengan dengan pembagian rapor sisipan anak bungsuku, pihak sekolah yang diwakili Ustadzah Dwi memaparkan tentang program gerakan anti bullying (verbal dan fisik) dan gerakan pungut sampah yang sedang digalakkan di lingkungan SDIT Insan Kamil saat ini.

Sebelumnya, dipaparkan terlebih dahulu ketuntasan akademik, ketuntasan akhlaq dan ketuntasan bacaan Al Qur’an yang memang merupakan target rutin sekolah setiap periodenya. Ustadzah Dwi dan Ustadzah Ana yang mewakili pihak yayasan, secara bergantian menekankan tentang pentingnya peran orang tua dalam mengawal semua ketuntasan tersebut di rumah.

Ustadzah juga mengapresiasi kehadiran orang tua dalam penerimaan rapor kali ini yang cukup banyak dihadiri para ayah. Beliau berdua juga mengingatkan pentingnya kehadiran orang tua saat penerimaan rapor, karena saat itu juga merupakan kesempatan bagus berbagi informasi program-program sekolah – termasuk program baru sekolah yaitu kerjasama dengan pihak Neuro Sain Terapan Indonesia dalam membantu siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar - serta kesempatan berbagi ilmu parenting.

Menurut Ustadzah, kontrak sosial orang tua dengan anak – termasuk di dalamnya keteladanan, toleransi atau pemaafan dan ketegasan merupakan beberapa unsur penting yang mesti terus dievaluasi oleh orang tua dalam mendidik anak. Ustadzah Ana juga mengingatkan kami bahwa "bonus demografi" yang dimiliki Indonesia saat ini memiliki dampak penggerusan aqidah dan ahlak yang luar biasa bagi anak-anak dan remajanya. Pertumbuhan usia produktif yang sangat besar di negara yang berpenduduk mayoritas muslim ini sangat disadari oleh ‘pihak-pihak lain’ yang tidak ingin melihat pemuda-pemudi muslim kita kelak menjadi pemimpin yang tangguh iman dan ahlaknya. Penggerusan terjadi begitu masif dan terstruktur di segala bidang dan nyaris 'tanpa penolakan’ - terutama di bidang media dan teknologi informasi. Karenanya orang tua perlu terus membentengi iman dan ahlak putra putrinya. 

Kembali ke program gerakan anti bullying yang disebutkan di atas tadi … bullying atau intimidasi memang membuat para orang tua prihatin. Kedua anakku pun pernah cerita sempat di-bully temannya, walau mungkin termasuk ringan tapi keduanya sempat merasa tidak percaya diri. Minggu lalu, dengar cerita anak seorang teman yang beberapa minggu mogok sekolah karena sering di-bully temannya. Kemarin, Ustadzah Dwi juga cerita ada beberapa siswa kelas atas yang sampai bentrok fisik bermula dari bullying secara verbal.

Sudah banyak beredar cerita bullying yang berdampak buruk bahkan sampai membawa korban. Dan tragisnya bullying seperti itu banyak terjadi saat ulang tahun mereka. Mulai dari melempar telur atau tepung, menceburkan ke kolam sampai cerita tragis Farhanah - siswi SMP yang meninggal karena syok berat setelah 'dituduh mencuri' oleh teman-temannya saat ulang tahunnya..na'udzubillah..sungguh guyonan yg sangat kelewatan. Cerita Farhanah itu baru kudengar kemarin dari Ustadzah Ana yang juga dimuat di link ini http://purwoudiutomo.com/2016/09/29/ulang-tahun-ajang-umbar-kebodohan/

Membaca artikel itu sungguh miris. Seharusnya jadilah teman yang baik ... teman yang jika ingin memberikan surprise dipertimbangkan dulu dengan matang semua akibatnya, teman yang dapat dipercaya dan memberikan nasehat atau solusi saat kita curhat, teman yang membuat kita kembali tersenyum saat sedih, teman yang menyemangati saat lemah, dan teman yang mengingatkan saat kita mulai jauh dari-Nya.

Itulah gunanya teman…..

September 11, 2016

Barak dan Sawah di Dusun Penanggungan

Rabu – Kamis, 7 – 8 September 2016 kemarin, mahasiswa baru Politeknik SAKTI Surabaya menjalani orientasi sekaligus outbond di Lentera Camp Dusun Penanggungan – Trawas.

Menarik outbond maba tahun ini, karena ini pengalaman pertamaku menginap di barak setelah sekian luamaa gak pernah ngerasain camping lagi, mungkin juga dialami oleh sebagian maba atau panitia ospek lainnya. Barak-barak di camp tersebut cukup nyaman dilengkapi dengan bantal dan kantung tidur yang lumayan hangat melawan dinginnya malam di sekitar camp yang terletak di lereng gunung Penanggungan tersebut.

Outbond maba kali ini dipandu oleh tim Piramida Edu Training yang menurutku lebih professional dan cukup efektif pemanfaatan waktunya. Setiap materi maupun game yang diberikan, dijelaskan tujuan dan kesimpulannya serta maba diminta berkomitmen menerapkan nilai / moral yang terkandung di dalamnya. 
Selain itu tim trainer juga bisa mengkondisikan setiap maba bisa rapi dan tertib pada saat-saat makan bersama dan sholat 5 waktu berjamaah (bagi yang muslim tentunya).

Sedangkan kami saat itu memanfaatkan kebersamaan dengan rekan-rekan kerja menikmati fun games yang disiapkan oleh panitia. Rasanya jadi lebih akrab satu sama lain dan semoga bisa menambah semangat kerja setelah kembali ke kantor yang masih penuh dengan tantangan nantinya. 'Tantangan’ itu sebenarnya kata lain dari banyaknya pe-er atau masalah yang masih harus kami selesaikan di kantor – untuk menghibur diri he he ..

Nah yang terakhir ini yang paling berkesan menurutku… pada hari kedua maba dan semua panitia diajak jalan-jalan pagi oleh tim trainer menyusuri persawahan terasiring yang sungguh cantik. Persawahan itu diapit dua gunung yaitu gunung Penanggungan dan Welirang (kalo nggak salah), dan dialiri banyak sungai-sungai kecil nan jernih, ditambah aliran anginnya yang sejuk dan sepoi-sepoi, plus saat itu nampak beberapa petani sedang menanam padi dan membajak sawah dengan cara tradisional yaitu masih make tenaga si sapi :) 

MasyaAllah sungguh pemandangan yang menawan… melihat langsung tentu lebih indah daripada sekedar melihat gambar sejenis yang sering ditemui di lukisan dinding, kalender atau wallpaper laptop. Alhamdulillah ... diberi kesempatan menikmatinya.

btw makasih fotonya ya mbak Evy..


September 09, 2016

Membangun Budaya Mutu Perguruan Tinggi

Rakor Pimpinan Perguruan Tinggi Bidang Akademik yang diselenggarakan oleh Kopertis Wilayah VII pada tanggal 18 Agustus 2016 lalu, menghadirkan pemateri Sekretrais Pelaksana Kopertis VII – Prof. Ali Maksum, Rektor Ubaya – Prof. Ir. Joniarto Parung, MMBAT, Ph.D dan Rektor UK Petra – Prof. Dr. Eng. Ir. Rolly Intan, M.A.Sc. Kedua rektor tersebut berbagi best practice dalam menerapkan budaya mutu di kampus masing-masing sesuai dengan tema yang diambil dalam rapat koordinasi tersebut.

Membangun budaya mutu PT tentu tidak terlepas dari upaya menumbuhkan budaya atau iklim akademik yang di kampus. Budaya akademik merupakan keseluruhan sistem nilai, gagasan, norma, tindakan dan karya yang bersumber dari iptek dan sesuai azaz perguruan tinggi. Budaya  atau iklim akademik yg mendukung interaksi positif  antara dosen dengan mahasiswa, dosen dengan dosen, mahasiswa dengan mahasiswa, sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar dan kegiatan tri dharma perguruan tinggi.

Terkait budaya mutu, maka Renstra DIKTI 2015 – 2019 telah bertransformasi dari yang semula memperluas akses pendirian PT berubah ke membangun budaya mutu setiap PT, sehingga berdampak terhadap ketatnya ijin pendirian PT baru.

Regulasi-regulasi terkait komitmen mutu (budaya mutu) PT antara lain adalah Standar Nasional Perguruan Tinggi (SNPT - Permenristekdikti no 44 tahun 2015), Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI : Audit Internal, Monevin Renstra/Renop, Quality Assurance, Pedoman Monev Dosen, Pedoman Akademik, SOP, dll), dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME : Wasdalbin, Akreditasi, Sertifikasi ISO, dll)

Budaya mutu itu sangat terkait dengan prinsip FIT : frequency, intensity, time : budaya intelektual & budaya moral, contoh komitmen mengajar minimal 12 kali pertemua per semester, pemenuhan durasi mengajar 1 sks yg berkisar 50’, membudayakan kegiatan penelitian dan abdimas, membudayakan pertemuan dosen setingkat prodi atau institusi yang bersifat ilmiah (diseminasi hasil ristek dan abdimas, seminar/workshop ilmiah, sharing bidang keilmuan, dll).

Untuk menumbuhkan kegiatan tri dharma PT terutama penelitian dan abdimas yang umumnya belum banyak disentuh oleh dosen, maka perlu dibuat kebijakan yang mendukung tumbuhnya kegiatan tersebut. Misal melalui pemberian penghargaan/apresiasi, penerapan gaji berbasis kinerja, serta pemberian punishment yang mendidik. Hal senada juga bisa dilakukan untuk menumbuhkan produktifitas mahasiswa dalam menelorkan karya-karya ilmiah.

Budaya akademik juga tidak terlepas dari upaya menumbuhkan kegiatan atau program-program kemahasiswaan yang meliputi 3 hal yaitu soft skill (UKM, BEM, Pramuka), minat & penalaran (diskusi & karya ilmiah, olahraga, On MIPA), serta kreativitas & wirausaha (PKM, PMW).
Energi mahasiswa yang masih muda dan penuh semangat itu mesti 'diperas habis’ (dalam konteks positif), sehingga mereka tidak sempat lagi memikirkan hal-hal negatif seperti konsumsi narkoba, radikalisme / tawuran, dan lainnya.

Menyinggung soft skill mahasiswa, berikut beberapa 'ketrampilan' yang menurut pemateri sangat diperlukan oleh seorang lulusan :
- Manajemen diri
- Ketrampilan berpikir
- Belajar sepanjang hayat
- Komunikasi
- Kerjasama
- Keterbukaan dalam keberagaman
- Integritas (kesamaan ucapan dengan perbuatan)
- Ketrampilan organisasi
- Kepemimpinan

Budaya mutu juga menyangkut tata tertib administrasi di semua unit kerja sekaligus proses evaluasinya. Prinsip "do what you write and  write what you do" memang tidak mudah untuk dipraktekkan, tetapi perlu terus diupayakan, sehingga menjadi sebuah budaya yang baik.
Pengalaman UBAYA dan UK Petra dalam menyiapkan dan menjalankan sistem penjaminan mutu juga tidak mudah, karena membutuhkan energi yang luar biasa dan banyak tantangannya, mulai dari menyamakan visi & pemahaman, mengubah budaya, sampai dengan upaya menerapkannya secara konsisten di semua unit kerja.  Yang tidak kalah penting dalam menerapkan sistem penjaminan mutu adalah adalah meng-aligned-kan antara formal system dengan informal system

Untuk menciptakan iklim akademik yang kondusif, PT perlu menyediakan sarpras dan infrastruktur yang memadai termasuk ruang terbuka belajar bagi mahasiswa, ruang kegiatan ormawa, ruang dosen yang bersekat untuk mendukung kegiatan menulis / meneliti, serta ruang perpustakaan yang mungkin bisa dilengkapi dengan peralatan edutainment.

Selain itu, PT juga perlu menciptakan lingkungan kampus yang kondusif untuk belajar dan mengembangkan keilmuan, yaitu dengan menciptakan lingkungan kampus yang hijau, bersih, sehat untuk semua sivitasnya serta ramah lingkungan. Ubaya dan UK Petra telah menerapkan pengelolaan sampah, mengurangi pemakaian plastik/tas kresek, dan menerapkan kebijakan larangan merokok di seluruh lingkungan kampus. Mereka juga berkomitmen untuk tidak menerima sponsor dari perusahaan rokok termasuk tidak memberikan fasilitas rekrutmen secara resmi dari perusahaan rokok untuk mahasiswa / alumninya. Sangat sulit dan banyak penolakan pada awal-awal penerapan kebijakan tersebut termasuk dari dosen senior mereka, tetapi akhirnya kebijakan tersebut dapat diterapkan.


Juli 16, 2016

Museum Tubuh... rekomendasi liburan edukatif

Kamis kemarin lusa alhamdulillah akhirnya kesampean ngajak anak-anak ke Museum Tubuh di komplek wisata Jatim Park 1 - Batu. Sudah lama pingin ke sana karena penasaran liat tayangannya di tv. Jalan-jalan lagi sebelum mereka masuk sekolah, sekalian ngantar anak sulungku hadiri acara sekolahnya di hari Rabu sebelumnya.

Tiket masuk 60 ribu rupiah per orang - anak-anak dengan tinggi minimal 85 cm dikenai tarif penuh - menurutku relatif murah jika dibandingkan dengan banyaknya edukasi yang bisa diperoleh plus beberapa pemeriksaan gratis di dalamnya seperti pemeriksaan mata, darah dan lemak tubuh. Saranku jika nggak punya waktu banyak, sebaiknya tidak beli tiket terusan ke wahana lain seperti Waterboom, Batu Secret Zoo, Eco Green Park, Museum Angkut, Predator, atau wahana lainnya. Karena di Museum Tubuh cukup banyak hal yang menarik untuk dilihat, ditonton, disimak dan dipelajari. Mulai dari zona gigi, mulut, telinga, paru, jantung, ginjal, usus, lambung, dan seterusnya sampai zona tulang dan kadaver, semuanya menarik, informatif dan edukatif tentunya.

Setiap zona dilengkapi dengan informasi yang komplit mulai dari fungsi organ, cara kerja, penyakit yang bisa timbul sampai dengan pencegahan dan pengobatannya. Fasilitas layar sentuh dan peraga simulasi juga ada di hampir semua zona, antara lain simulasi bersendawa, ingusan, mimisan sampai dengan peraga USG ibu hamil dan praktek dokter gigi. Di tiap zona juga banyak spot yang menarik untuk difoto dan atau ber-selfie, dan memasukinya serasa memasuki tubuh kita sendiri. Jadi bener" ngeh betapa tubuh kita adalah pabrik terbesar dan tersibuk di dunia dengan banyak pekerja yang sangat loyal dan tak kenal lelah di dalamnya...masya Allah !

Ada juga bioskop mini yang menayangkan film 3D berdurasi 7 menit tentang proses reproduksi - tepatnya perjalanan sperma saat membuahi sel telur - yang menarik untuk ditonton. Sayangnya anak-anak berusia 5 tahun belum boleh mengenakan kacamata 3D.

Di zona tulang kita bisa melihat beberapa buah kadaver  - jasad manusia yang diawetkan, yang juga dimanipulasi sedemikian rupa sehingga seakan berpose sedang menari, berlari dan gerakan lainnya. Menurut poetugasnya, semua jasad itu diperoleh dari rumah sakit secara legal dan sengaja dibuat demikian untuk keperluan edukasi. Diantara kadaver yang berjenis kelamin laki-laki terlihat paru-parunya menghitam, menurut petugasnya karena merokok.. warning nih bagi perokok.

Semua kadaver diletakkan dalam ruang khusus dan tertutup yang hanya boleh dilihat oleh kaum dewasa (minimal 18 tahun) dan tidak boleh didokumentasi. Anak sulungku nyesel juga pas ditanyai umur oleh petugasnya, kujawab apa adanya - 17 tahun. Coba tahu sebelumnya minimal yang boleh masuk 18 tahun ya... he he. Si bungsu juga kecewa gak dibolehin masuk, tapi dia sempet ngintip kadaver dalam pose menari ketika petugasnya membuka pintu sejenak untuk pengunjung dewasa yang boleh masuk. Si kakak mencoba menghiburnya dengan mengatakan anak-anak gak boleh lihat kadaver agar gak takut atau trauma setelah melihat jasad yang diawetkan.

Ngeliat kadaver itu membuatku tertegun sejenak, teringat akan jasad yang seharusnya tergolek di alam kubur. Bagaimanapun bentuk dan di manapun lokasi sang jasad, pastinya akan mengalami kehidupan di alam barzah...wallahu a'lam. Duh...semoga kelak kita meninggal dalam keadaan khusnul khotimah dan jasad kita dimuliakan Allah. 




Juli 11, 2016

Segera kembali 'angkat gelas' :(

Kemarin baru balik dari mudik - ritual lebaran yang selalu menyenangkan sekaligus melelahkan. Sebelumnya, kamis minggu lalu di rumahku ketempatan pertemuan keluarga besar suami...alhamdulillah 9 bersaudara ngumpul lengkap plus anak cucu masing-masing...jadi gini-gini udah punya cucu ponakan ..he he.

Wuih rasanya capek banget habis acara itu langsung bersih-bersih sampe malam, trus paginya mesti berangkat mudik, karena jumat nya ada pertemuan keluarga besarku di kampung halaman. Sabtu nya kebetulan juga ada undangan reuni teman SMP seangkatanku di sana. Ritual ngumpul dan mudik selalu membawa oleh-oleh cerita baru, dari yang ringan dan menyenangkan sampai cerita 'berat' bahkan duka, semuanya bisa diambil hikmahnya. Jadi pelajaran hidup dan menjadikan kita lebih mensyukuri apa yang telah Allah berikan dan tetapkan untuk kita.

Saat itu rasanya bisa sejenak 'meletakkan gelas' - sejenak melupakan problem-problem di kantor yang masih komplek. Sekarang mesti dikondisikan siap-siap kembali ke rutinitas. Pemanasan sebelum hari H masuk kantor. Sudah terbayang beberapa pe er di kantor yang mesti segera dikerjakan dan dicari solusinya. Kadang terbersit rasa lelah, enggan dan berat untuk menuntaskannya. Tapi mau gak mau mesti dihadapi - tentu bersama-sama semua rekan di kantor mencoba mencari jalan keluarnya ... 

Jaga semangat dan hadapi saja hari demi hari - begitu pesan teman baikku ... laa haula wa laa quwwata illaa billaah



Juni 01, 2016

Mahasiswa-mahasiswa Penghafal Quran*

Buku berjudul Mahasiswa-mahasiswa Penghafal Quran (*) yang diterbitkan oleh Indonesia Quran Foundation (IQF) dan kubeli secara online itu adalah rekomendasi dari anak sulungku - si Fadhil. 

Ringan sekali membaca isinya, dikemas dalam kisah-kisah pendek para mahasiswa penghafal qur'an yang bergabung dalam IQF. Hampir semuanya merupakan alumni UI, lainnya dari UNJ dan perguruan tinggi di seputar Depok - Jakarta.

Kisah-kisah mereka sederhana tapi sangat menginspirasi. Kebanyakan dari mereka memohon do'a yang sangat sederhana tapi sungguh bermakna. Mereka berdo'a pada Allah Ta'ala supaya ditempatkan di lingkungan yang baik, di antara teman-teman yang baik, yang mengingatkan dan mengajak kepada kebaikan. Dan do'a itu dikabulkan oleh Allah Ta'ala dengan menempatkan mereka di universitas ternama yang kondusif untuk kuliah, berorganisasi sekaligus bergaul dan berinteraksi dengan teman-teman penghafal qur'an.

Cerita-cerita seru seputar usaha keras mereka dalam menghafal qur'an disela-sela kesibukan kuliah, tugas dan berorganisasi, sangat patut menjadi renungan dan bahan intropeksi diri. Mengaca pada diri yang sampai 'sejauh' ini masih belum ada greget kuat, belum ada target yang tegas dan jelas dalam menghafal al qur'an. Jangankan untuk menghafal 1 juz, keinginan untuk menambah hafalan surat-surat pendek saat bulan ramadhan saja, hanya lewat begitu saja :(

Banyak tips yang mereka bagi dalam proses menghafal al qur'an. Diantaranya dengan selalu menjaga motivasi diri, selalu berupaya istiqomah berinteraksi dengan qur'an, selalu berupaya berada dalam lingkungan para penghafal qur'an, selalu berupaya menjaga diri dari dosa-dosa kecil agar lebih mudah dalam menghafal qur'an, dan yang terpenting adalah menjaga niat dalam hati - meluruskan niat dalam hati - menghafal qur'an adalah untuk meraih ridlo Allah Ta'ala, berharap pahala yang besar dariNya dan dapat mempersembahkan mahkota untuk ortu mereka di akherat nanti. 
  
Ya...menjaga niat, sepertinya sepele ya, tapi sering kita lalaikan. Seperti yang diceritakan oleh salah satu penulis di buku itu - berikut kutipannya :

".. dan lagi-lagi aku terjebak dalam lingkaran yang sama. asa berubah menjadi hawa. lagi, semangatku berubah menjadi nafsu. dan hasil yang kudapatkan NOL besar.....waktu habis, saatnya untuk menyetor hafalan. aku menyetor dengan tersendat-sendat dan tidak lancar.hukum bacaanku hancur berantakan....selesai menyetor aku lari ke pojokan, mencari tempat menyendiri. aku menangis. setengah mati aku membenci diri sendiri....kemudian aku sibuk membandingkan diriku dengan teman-temanku yang lain. mereka yang memiliki kesibukan segudang, namun mampu menambah hafalan dengan mudah... 

dear myself, sebegitu sulitkah Quran masuk dalam pikiranmu? ...ingin rasanya menyerah, aku berfikir panjang, pasti ada yang salah dalam diriku. kubuka perlahan mushafku. "kitab al quran yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran" (Q.S. Sad:29).

aku tersadar. selama ini aku hanya memperlakukan ayat-ayat Quran sebagai target yang harus kuhafal layaknya aku memperlakukan ilmu-ilmu kuliah. aku tak memperlakukan Quran dengan hati....benarkah aku menghafal karena-Nya? benarkah aku menghafal berniat mendapat ridho-Nya? bukan karena ambisi pribadi? bukan karena ingin dipandang berhasil karena mampu menyelesaikan target?

aku diam. bukan menyerah. lebih kepada pasrah. aku mulai menghentikan target-target Quran yang pernah merasukiku... mungkin perkembanganku akan jauh lebih lambat setelah ini. namun aku lebih memilih untuk menikmati proses demi proses kebersamaanku dengan Quran.."

sebuah kutipan sederhana yang patut jadi renungan .. semoga bermanfaat.


Mei 30, 2016

Dosen Berprestasi ...

Menarik membaca tulisan dari salah satu teman dosen sebuah PTS di Malang yang dibagi di salah satu grup wa-ku. Tulisan tentang kesan beliau saat menghadiri undangan Kopertis VII dalam acara Dosen Berprestasi Kopertis VII Tahun 2016 minggu lalu.

Pak Fourry namanya, salah satu peserta dosen berprestasi (dospres) 2016 Kopertis Wilayah VII membagikan tulisannya yang cukup menginspirasi sekaligus menyadarkan kami - sebagai sesama dosen - bahwa di luar sana ada beberapa dosen bahkan cukup banyak yang pencapaiannya telah cukup jauh... wah sangat banyak ketinggalan nih. Dan berikut kutipan tulisannya (sudah sedikit diedit agar lebih mudah membacanya) :

".... kegiatan ini memang diikuti Dosen yang punya prestasi. Bahkan yang sudah pernah jadi juara 2 dan 3, ditahun lalu dan sudah lolos 10 besar Nasional, masih boleh ikut lagi, (kecuali yg juara 1). Seperti 2 orang peserta yg kemarin tampil presentasi.
Catatan saya,  bagi Dosen yg akan tampil, perlu memperhatikan hal-hal berikut : 1). Diseleksi dari Internal yang bagus, karena kemampuan tri dharma nya dan Bahasa Inggris harus lengkap dan seimbang. 2). Menyiapkan presentasi yang bisa menunjukkan siapa kita seutuhnya. 3). Karya Unggulan kita (roadmap) harus sudah terbangun dengan baik,  serta jelas bagaimana pencapainnya. 4). Potret 3 tahun yang membuktikan bahwa kita telah mendapatkan pencapaian 3 poin diatas.
Sebab kita akan saling berhadapan dengan Dosen-dosen yang  established Tri dharma nya. Mendapatkan pengakuan internasional,  H-index 10 (kemarin ada 4-5 orang yg H-index antara 5-10). Mendapatkan Riset Funding dari dalam dan luar negeri,  melakukan kolaborasi Riset Internasional, Abdimas Rutin,  Reviewer Internasional, dll. Dan tidak dinilai dari 1 sisi,  tapi paket lengkap. Nah, maka kalau mau disiapkan dari sekarang, Carefully-Crafted peace by peace, Insya Allah bisa. Good luck,  selamat mencoba. Acara ini sangat menyenangkan, menurut kami tidak ada yg kalah, semua menang, karena semua yg hadir mendapatkan pencerahan dan teman baru. Dengan semakin banyak yang ikut, Semoga Kopertis 7 juga akan mendapatkan Talenta terbaik dan menjadi Jawara Nasional. Amin .... ".

Selamat ya Pak, dan terimakasih sudah mengijinkan tulisannya dikutip di sini :)

Hmmm....memang membanggakan jika membaca profil-profil dospres, seperti profil 3 dospres tingkat nasional tahun 2015 yang dimuat di http://www.savioo.com/campus/inilah-3-sosok-dosen-berprestasi-tanah-air-yang-dapat-kamu-jadikan-panutan/ . Berurutan mulai dari juara 1, 2, 3 ... mereka adalah Budi Wiweko dari  Fak. Kedokteran UI, Deendarlianto dari Fak. Teknik UGM, dan Andri Dian Nugroho dari Fak. Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB.

Ketiganya memiliki keunggulan masing-masing, semuanya meliputi paket yang komplit plit di bidang pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, dan kegiatan penunjang lainnya. Ditambah prestasi-prestasi unggul termasuk penghargaan dari dalam dan luar negeri, dan yang pasti mereka sudah menyumbangkan tenaga dan pikirannya demi kemajuan bangsa dalam berbagai bidang... Masya Allah.

Semoga bermanfaat ... 

Mei 13, 2016

Rembangan, Papuma dan Wisata Panci

Liburan long weekend minggu lalu, aku dan suami kesampean ngajak anak" dan ibuku silaturahmi ke beberapa kerabat di luar kota sekaligus rekreasi. Perjalanan dimulai kamis pagi ke Probolinggo mengunjungi kakak, lanjut ke Situbondo mengunjungi bude dan nenek sekalian bermalam di sana.

Jumat pagi kami melanjutkan perjalanan ke Jember. Hmmm..sudah lama gak melewati rute Situbondo-Bondowoso-Jember yang menyuguhkan pemandangan indah. Jalanan yang naik turun dengan pemandangan persawahan hijau, hutan jati yang rindang, dan  sesekali tampak rimbunan pohon coklat dan rambutan yang sedang berbunga, sungguh memanjakan mata. Memasuki kecamatan Maesan - Bondowoso banyak penjual durian di gubuk kecil berjejer di pinggir jalan di bawah rimbunan pohon yang rindang, sungguh menggoda untuk mampir.  Aku dan ibunda menyempatkan turun dari mobil untuk menikmati makan durian di gubuk kecil itu... sungguh nikmat makan durian bersama ibu, duduk di amben gubuk yang adem. Suami dan anak" yang kebetulan gak doyan makan durian, dengan sabar nunggu di dalam mobil.. terimakasih yaa :-)

Di daerah Arjasa, sebelum masuk kota Jember, kami berbelok ke arah wisata Rembangan. Pengennya sih mengenang masa kecilku dulu... kangen menikmati pemandangan di sekitar kaki gunung Argopuro yang indah itu. MasyaAllah ..... jalan menaik yang berkelok-kelok dan di kanan kiri disuguhi pemandangan hijau yang sungguh cantik berupa pematang sawah diselingi tanaman bunga terompet warna warni khas bunga pegungungan dan jejeran pohon durian, pohon coklat serta pohon buah naga.

Nyampe di atas, udara terasa lebih sejuk, kami langsung 'tergoda' dan memutuskan untuk bermalam di tempat wisata itu, beruntung masih tersisa 1 kamar yang menyediakan air panas.  Tarif kamar lumayan bersahabat - mulai 165 ribu sampai 285 ribu. Tapi sayang, jika turun hujan, air di bak mandi jadi keruh karena air dialirkan langsung dari mata air pegunungan. Di sekitar kamar disuguhi pemandangan khas pegunungan dengan kontur tanah yang berbukit-bukit, dilengkapi area bermain anak yang cukup luas, kolam renang yang di sekitarnya terhampar rerumputan hijau luas dan pepohonan rindang. Terlihat beberapa keluarga menggelar tikar plastik di atas rumput sambil menikmati menu yang mereka bawa dari rumah sembari mengawasi anak-anaknya yang asyik berenang.  Dari sisi atas tebing tempat wisata yang berbatasan langsung dengan jalan itu, kita dapat melihat panorama kota Jember dari kejauhan, tampak juga mobil pick up bermuatan penuh buah durian meluncur ke arah bawah, mungkin dijajakan di daerah Maesan tempat kami menikmati buah durian tadi ya...

Di sana kami juga sempat menikmati teh jahe dan pisang agung keju -menu khas restoran hotelnya. Secangkir teh jahe harganya 9000 ribu, dan sepiring besar pisang agung goreng yang ditaburi keju harganya 20 ribu an. Lumayan enak...

Sabtu pagi, kami turun ke kota Jember, mengunjungi pakde di daerah Mangli. Setelah kangen-kangenan bentar, kami ngajak pakde dan istrinya ke wisata pantai Tanjung Papuma. Tempat wisata itu kabarnya molek dan elok. Jaraknya dari Mangli hanya sekitar 30 km, melewati daerah Jenggawa dan Ambulu. Di Jenggawa kami sempat mengunjungi famili yang sedang sakit. Syafakallahu ...

Tanjung Papuma (papuma = pasir putih malikan) berdampingan dengan wisata pantai Watu Ulo. Tapi jalan masuk dan pengelola kedua tempat wisata itu berbeda. Menurut cerita pakde - kebetulan beliau pensiunan Perum Perhutani - jalan masuk ke Papuma dibuat dan dikelola langsung oleh pihak Perhutani. Jalan masuk ke Papuma melewati hutan lindung yang masih asli dan asri, jalanan juga setengah makadam, dan masih banyak monyet yang berkeliaran di pinggir hutan dan menyeberangi jalan. Kami terhibur dengan keberadaan monyet-monet itu, apalagi ada beberapa induk yang menyeberangi jalan sambil menggendong anaknya...lucunya...

Sampai di pos penjagaan / pintu loket, jalanan langsung menanjak cukup tinggi dan sangat miring, bahkan ada sebuah mobil MPV ber-cc rendah yang tidak kuat naik, terpaksa semua penumpangnya turun dan kemudinya diambil alih sementara oleh petugas Perhutani yang menjaga loket. Setelah itu jalan agak mendatar tapi tidak lama kemudian menanjak lagi dan berkelok-kelok - mesti berhati-hati dan lihai dalam mengemudikan mobil. Sepertinya bus besar gak bisa naik sampai ke lokasi pantai, mungkin penumpangnya mesti ganti dengan ojek ya..

Pantai Papuma memang elok, pasirnya relatif putih, terdapat banyak batu besar dan bukit karang di sana. Panorama sekitar yang molek dengan ombak yang cukup besar, dan terpecah dengan cantik setelah melewati bukit-bukit karang, mengundang pesona dan rasa takjub akan kebesaran Ilahi Robbi. Kami sangat menikmati panorama pantai Papuma dengan deburan ombaknya yang indah. Anak-anak bermain pasir, yang lain leyeh" sambil menyantap makan siang hasil olahan istri pakde yang nikmat : botok patin, botok tahu tempe, ayam kampung ungkep, sayur lodeh dan sambal tentunya. Setelah itu rame" beli es buah gula aren dan es degan yang segar dan murah meriah... hmmm.. benar" liburan...
Sayangnya pandangan mata agak ternoda dengan sampah yang berserakan di beberapa tempat, masih saja ada pengunjung yang membuang sampah sembarangan :(

Dari Papuma, kami sengaja tidak melewati rute hutan lindung seperti jalan masuk tadi, tapi memilih melewati jalan masuk ke pantai Watu Ulo yang kabarnya dikelola oleh pemkab Jember. Hanya sekedar ingin tahu dari dekat, seperti apa tempat wisata pantai Watu Ulo. Sayangnya panoramanya kurang bagus, pengunjungnya juga sepi, gak sebanding dengan total tiket semobil yang harus kami bayar he he... Seandainya semua pihak berwenang dan terkait bisa saling bersinergi ya... mungkin pantai Watu Ulo yang bertetangga sangat dekat dengan pantai Papuma itu bisa 'dikemas' dengan lebih baik, sehingga pengunjungnya bisa lebih banyak.

Sore tiba di rumah pakde lagi, istirahat sebentar, malamnya suami ngajak berkunjung ke 'mantan' tetangga kami di Sidoarjo yang sudah lama pindah ke Jember - beliau dosen di Unej. Minggu pagi kami melanjutkan perjalanan ke Malang, ngantar Fadhil - si sulung, kembali ke kos an-nya. Perjalanan dari Jember sampai daerah Klakah - Lumajang cukup menyenangkan, pemandangan di kanan kiri jalan cukup indah.. aliran sungai yang bersih dan terbentang puanjang di sebelah kiri jalan, di sebelah kanan jalan beberapa kali tampak hutan jati dan kebun coklat. Nyampe Klakah sering terlihat pengendara sepeda motor membawa beberapa tandan pisang yang masih mengkal. Rupanya mereka ngumpul di sebuah pasar yang khusus berjualan pisang dan oleh-oleh khas Lumajang lainnya seperti kripik pisang, dan olahan pisang lainnya.

Nyampe di Malang, istirahat sebentar, trus lanjut jalan lagi pulang ke Sidoarjo. Di Pandaan, di daerah Taman Dayu, mampir sebentar ke wisata panci. Awalnya sih hanya ingin tahu, sekedar cuci mata... eh begitu lihat peralatan dan perlengkapan rumah tangga yang dipajang begitu banyak, lengkap dan murah meriah, jadi borong beberapa peralatan dapur deh :) Habis belanja lanjut lagi perjalanan, menjelang maghrib nyampe rumah .. alhamdulillah








April 25, 2016

Workshop Riset Dasar DIKTI 2016

Tanggal 19 - 20 April kemarin, DRPM DIKTI bekerjasama dengan Unitomo mengadakan workshop peningkatan mutu dosen dalam penulisan proposal program riset dasar tahun 2016.

Peserta cukup membludak, ternyata panitia membuka kesempatan bagi dosen-dosen yang berminat hadir tapi tidak terdaftar dalam undangan DIKTI. Suasana sempat heboh saat giliran kami mau absen. Saat itu terjadi hal yang kurang mengenakkan, beberapa peserta termasuk diriku ...ihik... tegas ditolak untuk tanda tangan kehadiran, karena surat tugas yang kami bawa tidak dilampiri dengan print out proposal. Menurut info yang kami terima di grup, proposal dan power point memang wajib disiapkan, tapi tidak ada statement harus dicetak. Akhirnya terpaksa deh nyetak seadanya di business center hotel tempat acara diselenggarakan. Dan ternyata alamaaak muahalnya biaya cetak di situ .. 6000 rupiah/lembar, jika berwarna 12000 rupiah/lembar :(

Satu jam kemudian kami kembali ke meja pendaftaran, panitia sepertinya sudah 'melonggarkan' aturannya, print out proposal boleh disusulkan. Sepertinya karena melihat banyaknya peserta yang tidak membawa print outnya. Hmmm.. belum rejeki kami yang udah terlanjur nyetak beberapa halaman dengan biaya muahal hanya sebagai syarat 'masuk' ruangan. Yah sudahlah... bagaimanapun panitia kelihatan sudah berusaha maksimal melayani peserta yang membludak sekaligus menertibkan jalannya workshop.

Workshop dibuka oleh Prof. Dr. Ocky Karna Radjasa, M.Sc - Direktur DRPM Kemenristekdikti,
kemudian diteruskan oleh Prof Agus Subekti MSc PhD - mantan Dir. Litabmas DIKTI - beliau memaparkan Panduan Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Edisi X yang merupakan revisi dari panduan yang pernah diterbitkan sebelumnya. Setelah break, acara 'klinik proposal' yang dibagi dalam beberapa grup (sesuai jenis/skim penelitian) berlangsung sampai malam, dipandu reviewer-reviewer DIKTI yaitu Prof. Indah Susilawati, Prof. Suminar Setiati Achmadi dan Prof. Lukman Hakim. Keesokan harinya giliran Bapak Hari Subagyo - Kasubdit Riset Dasar DIKTI yang memaparkan Program INSINas (Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional).

Berikut poin-poin paparan pemateri yang coba kurangkum :
  • proposal penelitian wajib taat azaz / taat format / taat kaidah yang telah ditetapkan oelh DIKTI sebagai pihak sponsor. sebagus apapun proposal jika tidak taat azaz akan ditolak. oleh karena itu baca dengan cermat panduan sponsor yang berlaku
  • judul penelitian sebaiknya pilih yang aktual & novelty (ada kebaruan, ada unsur 'segar' di dalamnya)
  • junjung tinggi pokok kaidah ilmiah : ttd pimpinan asli (bukan scan), minimalkan CPnE (copas n edit), tdk plagiat, unggah sesuai skim yg dituju, dan kode etik lainnya
  • sesuaikan format dan isi proposal dengan kaidah skim yang akan dituju / diraih. dan jika bisa berikan 'lebih' dari standar minimal yang diminta. contoh publikasi dalam jurnal terakreditasi untuk skim PDP (standar luarannya jurnal nasional tidak terakreditasi). 
  • tulis perumusan masalah (statement of the problem = masalah yang dinarasikan) dengan kalimat berita, BUKAN dengan kalimat tanya. bedakan dengan pertanyaan penelitian !
  • rumusan masalah harus ada bukti, bisa dari literatur atau dari hasil survey/wawancara (bisa sertakan foto/gambar hasil survey dalam lampiran)
  • uraikan alasan kuat kenapa memilih topik penelitian dalam latar belakang. contoh walau telah banyak yang meneliti tetapi belum ada yang meneliti untuk lokasi/daerah tertentu
  • tulis tinjauan pustaka/dasar teori dengan singkat dan padat, jangan terlalu detil dan bertele-tele. perjelas metode atau langkah-langkah melakukan dan menyelesaikan penelitian serta gambaran hasil penelitian.
  • hipotesis penelitian boleh tidak dideklarasikan, asalkan dibuktikan.
  • perhatikan batas jumlah halaman yang disyaratkan (jika diperlukan, letakkan gambar/tabel pendukung dalam lampiran)
  • jangan remehkan biodata tim peneliti, akan berpengaruh terhadap diterimanya proposal. contoh untuk skim HiKom selayaknya dalam biodata (minimal) ketua penelitinya tertuang track record / pengalaman-pengalaman ybs dalam society bidang / keilmuan yang ditekuninya, minimal ketua tim peneliti dikenal oleh society-nya di tingkat lokal.
  • anggota tim penelitian boleh belum memiliki jabatan akademik, tetapi harus ber-NIDN
  • semua hasil penelitian wajib disebarluaskan, oleh karena itu luaran wajib semua skim hibah penelitian DIKTI salah satunya adalah publikasi dalam jurnal / lainnya
  • semua peneliti seharusnya mempunyai roadmap penelitian (before n next), topik konsisten dan tidak 'kutu loncat'
  • untuk membuat laporan keuangan penelitian, sebaiknya serahkan pada ahlinya
  • skim hibah penelitian DIKTI terbagi menjadi 2 golongan besar : riset dasar dan riset terapan
  • perubahan-perubahan dalam Panduan X diantaranya adalah perubahan nama skim Hibah Bersaing menjadi Penelitian Produk Terapan, ada skim penelitian baru yaitu Penelitian Sosial, Humaniora, dan Pendidikan
  • peluang skim PEKERTI cukup besar karena peminatnya sedikit, sangat disarankan untuk yang sudah atau akan menulis proposal PDP
  • inovasi identik dengan ATM (amati, tiru, modifikasi), contoh judul-judul program INSINas (Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional) : Peningkatan Daya Saing Sapi Lokal ...., Upgrading Limbah Tar Pada Industri ...., Pembangkit Listrik Tenaga Air Mikro ......, dst
  • Saat ini Program INSINas sedang dibuatkan  'rumah' di simlitabmas.dikti.go.id dan direncanakan akhir Mei 2016 selesai. 
Sekarang... ada pe-er yang menunggu peserta, yaitu mengirim proposal baru dan atau memperbaiki proposal yang belum lolos tahun sebelumnya. 

Terima kasih DIKTI, semua pemateri, Ibu Ully & semua panitia (Unitomo), rekan-rekan dosen peserta workshop, dan UPPM POLSAS tentunya.








April 01, 2016

Diantar angkot sampai halaman kampus :)

Pagi tadi hujan turun cukup deras, kuputuskan langsung saja naik angkot kuning dengan garis hijau di bagian bawah (jurusan Sidoarjo – Surabaya) apapun yang sedang lewat di hadapanku. Biasanya aku menunggu angkot kuning yang bertuliskan huruf “W”plus kombinasi angka tertentu untuk membawaku ke kantor setiap hari. Menurut rekomendasi  pelanggan angkot kuning jurusan Sidoarjo – Surabaya,  angkot “W” tersebut  mirip bus “patas” - ngetemnya gak pernah lama J

Tapi hari ini kunaiki angkot tanpa huruf “W” karena sikonnya memaksa demikian. Cukup sepi penumpangnya saat itu, dan hujan turun cukup deras sepanjang jalan. Beberapa kali pak sopir ngetem, tapi penumpang belum bertambah. Malah sampai di daerah Aloha – Gedangan, penumpangnya tinggal 2 orang. Aku dan seorang ibu yang sudah sepuh, si ibu  meminta ijin padaku dan pak sopir untuk mengantarnya sampai ke rumahnya yang berbelok ke arah perumahan dekat Aloha yang tidak dilewati angkot, tapi jaraknya cukup dekat dengan jalan raya. Dengan penuh syukur pak sopir bergumam..si ibu tadi memberikan tambahan ongkos yg cukup lumayan setelah mengantar sampai masuk ke halaman rumahnya.

Sampai hampir dekat POLDA – tempat biasa aku berhenti untuk pindah ke angkot jurusan berikutnya- penumpang masih belum bertambah juga - tinggal aku seorang, kasihan juga pak sopir itu, sementara hujan masih turun cukup deras. Pak sopir menanyakan tujuanku, dan menawariku untuk mengantar sampai ke depan kampus tempatku mengajar..Alhamdulillah…tentu saja aku langsung mengiyakan. Daripada kehujanan pas turun untuk ganti angkot jurusan berikutnya, lebih baik lanjut saja...itung-itung sekalian bisa ngasih tambahan untuk pak sopir. Setelah tahu kerjaku di kampus, pak sopir sempat cerita tentang sekolah anak-anaknya, bahkan saat ini ada yang sedang kuliah dan cukup sukses prestasi akademiknya. Ikut senang mendengarnya, terdengar pak sopir begitu bangga dengan putra putrinya... Alhamdulillah

Karena hujan masih cukup deras, aku diantar sampai memasuki gerbang kampus. Pak sopir sempat bertanya “sampeyan nggak malu diantar angkot sampai sini ?” he he … kenapa harus malu pak? toh teman-teman sekantor dan mahasiswaku sudah paham betul aku pelanggan angkot he he..


Maret 29, 2016

Workshop Penilaian Angka Kredit

Sebagai seorang dosen perlu 'ngeh' dan peduli dengan pengajuan Jabatan Akademik (JAKAD) nya, karena selain bermanfaat untuk pengembangan karirnya, hal itu juga bermanfaat untuk pengembangan lembaga yang menaunginya. JAKAD dosen dimulai dari Asisten Ahli - Lektor - Lektor Kepala sampai dengan Guru Besar (Profesor).

Tanggal 23-24 Maret  Kopertis Wilayah 7 (salah satu Lembaga Layanan DIKTI - L2DIKTI) mengundang beberapa perwakilan PTS se Jawa Timur untuk menghadiri Workshop Penilaian Angka Kredit (PAK) di Malang. Pemahaman PAK dan peraturan-peraturan yang melandasinya sangat diperlukan dalam rangka pengajuan JAKAD seorang dosen. Pemateri workshop tersebut terdiri dari Ketua Kopertis 7 (Prof.Dr.Ir.Suprapto,DEA) dan TIM PAK Kopertis 7 ( Prof.Dr.V.Rudy Handoko,M.S.,  Prof.Dr.Dra.Tatik Suryani, P.Si,MM, dan     Prof.Dr.Drs.A.Ngadiman,M.Pd). 
Banyak ilmu yang kami peroleh sebagai peserta workshop tersebut, selain ilmu / informasi dari semua pemateri, juga ilmu dari hasil diskusi kelompok studi kasus berkas pengajuan JAKAD beberapa dosen di wilayah Kopertis 7. 

Dan berikut beberapa poin yang coba kurangkum dari hasil workshop tersebut :
  • Dosen ber NIDN dan bergelar S2 bisa mengajukan JAKAD.
  • Mulai tahun 2007 berlaku ketentuan semua dosen tetap bergelar S1 yang belum mempunyai jabatan akademik, kegiatan pengajarannya bisa dihitung angka kreditnya setelah lulus S2. Contoh seorang dosen tetap di PTS “XYZ”, diangkat oleh Yayasan thn 2008 dan masih bergelar S1, lulus S2 bulan Maret tahun 2010. Maka untuk keperluan pengajuan JAKAD dosen ybs, angka kredit kegiatan pengajarannya dihitung mulai Maret 2010 (bukan mulai thn 2008 saat ybs diangkat sbg dosen tetap oleh yayasan).
  • Seharusnya semua dosen yang belum mempunyai jabatan akademik tidak diperkenankan membimbing dan atau menguji (baik utama maupun pembantu). Jika ada SK membimbing/menguji selama dosen ybs belum memperoleh JAKAD, maka kredit tersebut tidak dapat diajukan/dihitung dalam pengajuan JAKAD nya. 
  • Angka kredit untuk kenaikan JAKAD dihitung dari nilai angka kredit terakhir berdasarkan TMT yg tercantum dlm SK JAKAD terakhir.
  • Berapapun kelebihan angka kredit pada pengangkatan pertama JAKAD, akan hangus, tidak bisa ditambahkan ke pengangkatan berikutnya. Misal pengajuan JAKAD langsung ke Lektor (dosen sdh bergelar Doktor) unt pengangkatan pertamanya, tidak melalui Asisten Ahli, jika ada kelebihan kredit, maka akan hangus.
  • Semua berkas pengajuan JAKAD harus “melembaga” - harus ada surat tugas dari lembaga/universitas yang menaunginya untuk setiap kegiatan tridarma dosen.
  • PAK berdasarkan track record (harus sudah selesai dilaksanakan), bukan in progress. Contoh menulis proposal hibah bisa diajukan unt laporan beban kerja dosen (BKD), tapi tdk bisa diajukan unt PAK.
  • Perhatikan batas maksimal yang diakui untuk masing-masing kegiatan tridarma dosen. Contoh untuk kegiatan orasi ilmiah maksimal 2 orasi per semester, kegiatan membimbing skripsi mahasiswa maksimal 8 lulusan per semester (bukti kegiatan berupa lembar pengesahan skripsi).
  • Cara mudah mengetahui angka kredit yang diperlukan untuk pengajuan JAKAD adalah : angka kredit (AK) yang akan dituju dikurangi angka kredit yang sudah dimiliki, dikurangi lagi dengan angka kredit gelar pendidikan terbaru. 
  • Untuk dosen yang mempunyai rencana mengajukan JAKAD sampai dengan Guru Besar (Profesor), perlu me-linier-kan antara ijazah terakhirnya dengan karya-karya ilmiahnya termasuk mata kuliah yang diampunya (minimal serumpun). Misal S1 Kesehatan dan S2 Manajemen, karya ilmiah dan mata kuliah yang diampu banyak ke arah kesehatan, maka perlu dipertimbangkan untuk melanjutkan studi S3 di bidang kesehatan agar bisa meneruskan pengajuan JAKAD nya sampai ke jenjang Guru Besar nantinya.
  • Setiap dosen seharusnya memiliki sertifikat PEKERTI atau Applied Approach sebagai “surat ijin mengajar”.
  • Semua karya ilmiah harus dinilai secara internal  oleh minimal 2 orang sejawat yang minimal JAKAD nya sama atau di atasnya. Form penilaian diisi oleh masing-masing reviewer, tidak dijadikan satu. 
  • Setiap fotocopy prosiding/jurnal/hasil publikasi, wajib disertakan secara lengkap - mulai cover, tim editor, acknowledgment, daftar isi, abstrak, isi paper, dll - dan disahkan oleh Dekan/ Ka rodi/ Ka.LPPM, bukan oleh perpustakaan.
  • Untuk publikasi yang diterbitkan oleh e-journal harus di re-print sesuai versi online nya secara lengkap dan utuh juga, dan disahkan oleh Dekan/Ka.Prodi/Ka.LPPM, bukan oleh perpustakaan.
  • Semua publikasi harus bisa dilacak secara online. Jika belum dipublikasikan secara online, bisa diunggah di web resmi universitas.
  • Sebuah hasil penelitian tidak boleh dipublikasikan ganda (tidak boleh double account), jika terlanjur maka bisa minta salah satunya dicabut. Misal dipublikasikan di prosiding dan jurnal yang penyelenggaranya sama, maka harus dicabut salah satu. Jika tidak, maka bisa terancam auto plagiasi.
  • Hati-hati dengan jurnal atau konferensi yang dianggap ‘predator’, yaitu jurnal yang tidak melalui proses peer review. Cara melacaknya bisa masukkan kata kunci “Daftar jurnal predator DIKTI” atau baca ketentuan jurnal di alamat http://pak.dikti.go.id/
  • Jurnal yang terpercaya tentu ada ISSN atau E-ISSN, ada versi online nya, terindeks Directory of Open Access Journals (DOAJ) –Scopus-Thomson, tim editornya dari beberapa negara, dan akreditasinya masih berlaku. Bisa dilacak melalui title list Scopus, atau http://isjd.pdii.lipi.go.id (Indonesian scientific journal database) atau http://www.scimagojr.com/ atau Google Scholar atau MAS (Microsoft Academic Search).
  • Jika saat pengajuan JAKAD, akreditasi jurnal dosen ybs sudah habis masa berlakunya, maka angka kredit akan diperhitungkan dengan mengecek status akreditasi jurnal saat paper dosen ybs dipublikasikan. Jika saat publikasi akreditasinya masih berlaku, maka angka kredit untuk jurnal tsb bisa maksimal. 
  • TIM PAK universitas harus menilai berkas pengajuan JAKAD seobyektif mungkin, agar tidak banyak berkas yang dikembalikan oleh TIM PAK Kopertis. 
  • Pertimbangan/penilaian oleh TIM PAK universitas lebih ke ranah akademik, sedangkan pertimbangan / persetujuan oleh Senat lebih ke ranah moral / attitude/ integritas dosen.
  • Hati-hati dengan plagiasi dan autoplagiasi (men-duplikasi karya pribadi untuk dipublikasi ulang di ‘tempat’ lain), contoh disertasi dipecah-pecah untuk dipublikasikan di beberapa tempat yang berbeda. Jika memang harus mengutip karya pribadi sebelumnya, maka masukkan karya pribadi sebelumnya tersebut dalam daftar pustaka.
  • Penting mengetahui perbedaan buku ajar, diktat, modul, atau bahan pengajaran lainnya, karena angka kredit yang diperoleh untuk pengembangan bahan ajar bisa berbeda.
  • Penilai berkas pengajuan JAKAD ke Asisten Ahli dan Lektor adalah Tim PAK Kopertis, sedangkan penilai berkas pengajuan ke Lektor Kepala dan Guru Besar adalah Tim PAK Pusat. 
Pedoman operasional PAK, ketentuan, panduan, surat edaran dan lain-lain tentang PAK secara lengkap bisa diunduh di http://pak.dikti.go.id/portal/?page_id=14

Semoga bermanfaat....

Maret 14, 2016

Sarapan Berjama'ah

Rabu, 9 Maret lalu di musholla dekat rumah diselenggarakan sholat gerhana berjama'ah..Alhamdulillah cukup banyak jamaah yang hadir termasuk para remaja dan anak-anak, sholat juga bisa dimulai tepat waktu sesuai yang telah diumumkan oleh takmir sehari sebelumnya, dan berjalan lancar.


Setelah sholat dan kutbah, ada informasi menarik dari pengurus / takmir musholla... jama'ah diharapkan tidak keburu pulang, untuk ikut sarapan berjama'ah. Takmir bilang sarapan berjama'ah itu diselenggarakan untuk menerapkan kajian Islam di musholla tersebut beberapa waktu sebelumnya. Yaitu kajian tentang sunnah nabi kita yang mulia shallallahu 'alaihi wa sallam tentang anjuran makan bersama pada satu piring /nampan yang merupakan sebab turunnya keberkahan. Dan tentunya sekaligus untuk menerapkan adab makan secara umum lainnya, seperti awali makan dengan bismillah, makan dalam posisi duduk, makan dengan tangan kanan, dan akhiri dengan alhamdulillah (adab selengkapnya bisa disimak di http://uce-indahyanti.blogspot.co.id/2012/03/adab-makan.html)

Dan berikut keterangan beberapa hadits shahih tentang anjuran makan pada satu piring yang kukutip dari laman https://muslim.or.id/50-adab-adab-makan-seorang-muslim-7.html :

"Di antara etika makan yang diajarkan oleh Nabi adalah anjuran makan bersama-sama pada satu piring. Sesungguhnya hal ini merupakan sebab turunnya keberkahan pada makanan tersebut. Oleh karena itu, semakin banyak jumlah orang yang makan maka keberkahan juga akan semakin bertambah. Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, beliau menyatakan bahwa beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Makan satu orang itu cukup untuk dua orang. Makanan dua orang itu cukup untuk empat orang. Makanan empat orang itu cukup untuk delapan orang.” (HR Muslim no 2059)
Dalam Fathul Baari 9/446 Ibnu Hajar mengatakan, “Dalam hadits dari Ibnu Umar yang diriwayatkan oleh Thabrani terdapat keterangan tentang illat (sebab) terjadinya hal di atas. Pada awal hadits tersebut dinyatakan, ‘Makanlah bersama-sama dan janganlah sendiri-sendiri karena sesungguhnya makanan satu orang itu cukup untuk dua orang’. Hadits ini menunjukkan bahwa makanan satu orang itu mencukupi untuk dua orang dan seterusnya adalah disebabkan keberkahan yang ada dalam makan bersama. Semakin banyak jumlah orang yang turut makan maka keberkahan semakin bertambah.”
Dari Wahsyi bin Harb dari bapaknya dari kakeknya, “Sesungguhnya para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengadu, wahai Rasulullah sesungguhnya kami makan namun tidak merasa kenyang. Nabi bersabda, “Mungkin kalian makan sendiri-sendiri?” “Betul”, kata para sahabat. Nabi lantas bersabda, “Makanlah bersama-sama dan sebutlah nama Allah sebelumnya tentu makanan tersebut akan diberkahi.” (HR Abu Dawud no. 3764 dan dinilai shahih oleh al-Albani.)"
Namun sayang, saat ini anjuran makan bersama pada satu nampan tersebut telah banyak dilupakan, termasuk olehku dan keluargaku :(

Alhamdulillah pagi itu, aku dan suami berkesempatan bergabung bersama para jamaah untuk melaksanakan sunnah nabi tersebut. Sungguh kami sangat menikmati sarapan berjama'ah dengan menu yang nikmat dan insyaAllah penuh berkah itu.

Terimakasih Ustadz yang telah mengingatkan kami tentang sunnah tersebut, juga untuk para takmir, donatur dan ibu-ibu yang telah menyiapkan sarapan berjama'ah yang nikmat ....jazakumullahu khoir







Maret 01, 2016

Berbagi kuis

Beberapa minggu lalu dikirimi teman sebuah kuis yang berisi 20 pertanyaan seputar keluarga dan sahabat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam...

Awalnya kucoba mencari semua jawabannya - dengan banyak nanya ke paman google tentunya :) Motivasi awal sih untuk nambah wawasan saja.. tapi kupikir2 sayang juga jika jawaban2 yg coba kukumpulkan itu akhirnya hanya tersimpan di hp.

Sekarang kubagi saja di sini ....
  1. Sepuluh sahabat yg dijamin masuk surga : Abu Bakar As Shiddiq, Umar bin Khattab,  Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Zubair bin Awaam, Sa’ad bin Abi Waqash, Talhah bin Abdullah, Sa’id bin Zaid, Abdurrahman bin Auf, Abu Ubaidilah
  2.  Nama-nama istri Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : Khadijah, Saudah, Aisyah, Hafsah, Zainab, Ummu Salamah, Zainab binti Jahsy, Juwairiyah, Shafiyah, Ummu Habibah, Maimunah, Mariyah
  3. Sahabat yang dimandikan malaikat : Hanzhalah
  4. Pemegang rahasia kenabian (shahibus sirrin nabiyyi) : Hudzaifah Ibnul Yaman
  5. Suara terompahnya terdengar di surga : Bilal
  6. Pembatas antara pintu keadilan dan fitnah : Umar Bin Khattab
  7. Amalannya terus mengalir sampai sekarang dan dibuatkan rekening oleh pemerintah Arab Saudi atas namanya : Utsman Bin Affa
  8. Sahabat yang awalnya belum tahu cara tayammum, waktu itu dia berguling2 di atas pasir : Ammar Bin Yasis
  9. Istri Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang hafalan haditsnya paling banyak (haditsul ifki) : Aisyah Binti Abu Bakar
  10. Abu Bakar dan Umar bersaing dalam amalan apa? Dan bagaimana akhir persaingan tersebut ? Dalam amalan sedekah : Umar bin Khattab radiyallahu 'anhu mendahului Abu Bakar dalam bersedekah dengan separuh hartanya, maka Rasulullah bertanya : apa yang engkau sisakan untuk keluargamu? Umar mengatakan : seperti itu juga, kemudian Abu Bakar datang dengan semua harta miliknya, maka Rasulullah bertanya kepadanya : apa yang engkau sisakan untuk keluargamu? Ia   menjawab : aku sisakan untuk mereka Allah dan RasulNya. Saya berkata:  demi Allah saya tidak akan mampu untuk mendahuluinya kepada sesuatu apapun selamanya. (HR.Tirmidzi). Dalam hal melayani nenek miskin yg buta di gubuknya secara diam-diam Abu Bakar melakukannya dengan sepenuh hati, sampai akhirnya Umar mengetahuinya dan beliau berkata :  "Sungguh Abu Bakar telah membuat lelah Khalifah sesudahnya” (kisahmuslim.com)
  11. Pelayan (khodim) Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang banyak meriwayatkan hadits :  Abu Hurairah
  12. Sahabat yang meninggal sendirian dan dibangkitkan sendirian : Abu Dzar
  13. Sahabat yg wafat kena wabah tha’un  : Abu Ubaidah
  14. Sahabat yg wafat saat perang Mu’tah : Zaid bin Haritsa, Ja’far bin Abi Thalib, Abdullah bin Rawahah
  15. Sahabat2 yang jadi tetangga Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di surga (wafat saat perang Jamal): Talhah bin Ubaidah
  16. Pasangan sahabat yg anaknya meninggal dan telah membuat Allah tertawa : Abu Tholhah dan Ummu Sulaim (?)
  17. Putri dari Abu Sufyan yg dinikahi Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : Ramlah
  18. Kaki/betis sahabat yg lebih berat dari gunung Uhud : Abdullah bin Ummu Abad
  19. Sahabat yg sholat di kiri Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian dipindah ke kanan oleh beliau : Jabir dan Ibnu Abbas
  20. Sahabat yg doanya selalu terkabul dan melaknat orang yang mencela Ali : Saad bin Abi Waqqosh

Wallahu a'lam, semoga bermanfaat dan semoga ada yang membantu mengoreksinya ...