Januari 16, 2015

Yang pertama dan siap kalah..

Rabu, 14 Januari 2015, untuk pertama kalinya putri bungsuku - Hira - ikutan lomba antar sekolah dalam event Islamic Student Fair di Cito-Surabaya. Dari dua lomba yang ditawarkan oleh pihak sekolah, dia memilih ikut lomba hafalan do'a sehari-hari. Kutanya "kenapa nggak ikut lomba mewarnai? kan adik juga suka menggambar dan mewarnai?" sederhana saja jawabnya "lomba mewarnai ntar bikin capek, kan lama lombanya" he he...ada benernya sih. Mungkin dia ingat pernah melihat lomba mewarnai di sebuah mall - saat itu mulai kami masuk mall sampai mau pulang - lombanya belum selesai. 

Saat lomba hafalan itu, dia terlihat cuek dan nyantai saja sambil nunggu giliran tampil (mgk krn dia belum tahu apa makna lomba ya). Didampingi Ustadzah Isti dan Ustadzah April serta beberapa teman sekolahnya yang juga ikut lomba, dia terlihat menikmati tampilan setiap peserta di atas panggung.

Di atas panggung setiap peserta ngambil dua gulungan kertas (lot) dulu, dan diserahkan ke MC untuk dibacakan dua do'a yang harus dihafal oleh peserta tsb. Kucoba ngetes dia, nanya hafalan do'a seperti yg diajukan juri ke salah satu peserta...sambil senyum-senyum dia bilang "lupa Bu" walah, tapi tetap kuhibur dia "Gpp dik, yg penting adik sudah berani mau tampil

Setelah menunggu agak lama, akhirnya dia tampil juga. MasyaaAllah .. tanpa canggung dan sambil tersenyum dia berjalan ke tengah panggung, menjawab MC yg bertanya namanya sambil tersenyum, mengambil dua gulungan kertas dan menyerahkannya ke MC juga masih sambil tersenyum. Sang MC sampai bilang ..."aduh manisnya mbak Hira tersenyum terus" .. dan Alhamdulillah ...dia juga bisa menghafal dua buah do'a yang ditanyakan juri (dalam gulungan kertas yg dia ambil). 

Setelah selesai semuanya, tiba waktu pengumuman pemenang lomba, dan Hira belum berhasil menang. Dia sempet nanya "kenapa aku gak menang Bu? kan tadi aku hafal? aku pengen dapat piala kayak mbak itu.." he he... kuhibur dia "Hira itu sudah jadi juara buat Ibu, mau coba ikut lomba dan berani tampil di panggung. mungkin si mbak yg menang itu lebih bagus bacaannya. lain kali insya Allah bisa menang ya.." Ustadzah Isti yg ikut mendengar pembicaraan kami juga memberinya semangat "insya Allah nanti kalau SD mbak Hira bisa ikutan lomba tartil atau tahfidz ya...belajar yg rajin..insya Allah bisa menang. gpp sekarang kalah.."

Ya.... rasanya perlu memberi pengalaman menang dan kalah bagi anak, salah satunya dengan mengikutkan anak pada sebuah kompetisi atau lomba, tentu atas pilihannya. Sekaligus memberinya pemahaman tentang menang dan kalah. Siapkan juga diri kita untuk menanyakan perasaannya atau menerima curhatnya jika dia kalah dan tetap memberinya semangat. 

Berikut poin-poin pentingnya mengajari anak siap kalah yg kuambil dari http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2014/08/29/mengajari-anak-siap-kalah-sejak-dini-671198.html :
  • Mengajari anak siap kalah berarti memperkenalkan kehidupan yang utuh kepadanya
  • Mengajari anak siap kalah berarti memberi kesempatan kepada anak untuk belajar tentang apa bagaimana rasanya kalah
  • Mengajari anak siap kalah berarti mengajari anak tentang bagaimana menghargai orang yang menang
  • Mengajari anak siap kalah berarti mengajari anak tentang bagaimana mempersiapkan diri untuk menggapai kemenangan
  • Mengajari anak siap kalah berarti menyatakan kepada anak bahwa kekalahan itu biasa
  • Mengajari anak siap kalah berarti mempersiapkan mental anak menjadi dewasa
  • Mengajari anak siap kalah berarti memberi kesempatan kepada anak untuk belajar tentang nilai-nilai kehidupan
  • Mengajari anak siap kalah berarti melatih anak bertanggung jawab
  • Mengajari anak kalah berarti mengajari tentang kenyataan bahwa kita tak selalu bisa mendapatkan apa yang kita inginkan





Tidak ada komentar: