Februari 27, 2012

Man jadda wa jada

"Siapa yang bersungguh-sungguh pasti dapat" ... ...insya Allah.
pesan dari Prof. Ir. Arif Djunaidy M.Sc., Ph.D (dosen pembimbingku) itu  mengingatkanku untuk lebih serius menambah konstribusi riset yg dinilai masih lemah oleh beliau. pepatah “man jadda wa jada” itu juga pernah kudengar dari si sulung-Fadhil saat dia mau menempuh UNAS SD thn lalu, dia cerita bhw ustadz & ustadzah-nya sering memberi motivasi dengan pesan itu.

”Kurang selangkah lagi, proposal tesismu udah cukup komprehensif merujuk ke semua jurnal terkait” begitu bunyi e-pesan beliau lainnya. dan Alhamdulillah aku bisa segera mengirimkan update proposalku ke beliau...mudah2an sesuai yg dimaksud, selanjutnya aku berharap bisa segera ujian proposal agar beberapa pe-er lainnya bisa terselesaikan tepat waktu.

Terima kasihku juga untuk Bapak Soeroso Noroboediadi – guru seniorku yg saat ini sedang sakit- beliau telah memberiku buku berharga ttg e-learning karya Rosenberg (2001), buku itu juga menjadi salah satu rujukanku dlm rangka menambah konstribusi riset itu.....jazakallahu khoir dan semoga beliau juga segera diberi kesembuhan oleh Allah... aamiiin.

Perjalanan proposal tesisku ini kurasakan begitu panjang...perlu waktu berbulan-bulan untuk memantapkan topik yg akhirnya kupilih saat ini (padahal sebenarnya topik itu udah lama nongkrong di kepala sejak  tesis mulai hangat dibicarakan semester lalu). walaupun udah banyak berdiskusi dan membaca literatur, aku masih saja belum bisa memantapkan hati memilih topik itu. Sempat ‘tergoda’ untuk mencoba topik ttg pembuatan framework SI untuk PT sesuai standar BAN-PT, tp ternyata lg dikerjakan kakak  kelas, beralih lagi ke topik lain bikin arsitektur SI-TI Lab klinik yg mengacu ke standar ISO 15189 (maunya ngembangin final project mata kuliah Integrasi Bisnis & TI). Aku malah sempet menemui salah satu dosenku untuk berkonsultasi masalah tersebut. Hasilnya aku masih ragu, mengingat pesan hampir semua dosenku bhw tesis itu "research based" dan harus “based on journal”, nggak hanya based on idea ataupun project. Jadi jika nggak ada atau sedikit sekali jurnal yg mendukung topik yg akan dipilih, maka bersiaplah untuk mengeliminasi topik tsb.

Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya aku menuruti saran suamiku dan saran salah satu teman kuliah yg juga dosen S1 di tempat aku kuliah. sebaiknya aku segera menemui Prof. Arif Djunaidy sbg dosen senior yg dianggap bisa memberikan pencerahan untuk rencana tesisku. hasil diskusi dengan beliau itulah yg memantapkan aku memilih topik ‘lama’ itu. beliau bilang topik ttg technology acceptance itu bisa diangkat sbg tesis krn byk jurnal yg mendukung.

Harap2 cemas sebenarnya mengerjakan proposal tesis di semester terakhir ini. berharap bisa lulus tepat waktu sesuai beasiswa DIKTI yg disediakan, tapi pe-er lain masih banyak, selain tesis yg mesti kuselesaikan aku juga mesti memperbaiki nilai TOEFL-ku yg msh kurang plus mesti publikasi jurnal. semoga Allah memudahkan & memperbaki semua urusanku...aamiiin.

Sementara di kantor aku masih dibagi tugas ngajar & ngerjain beberapa dokumen terkait persiapan akreditasi , tugas2 rumah tangga juga mesti beres disela2 nulis proposal..sementara si kecilku-Hira lagi punya hobby baru mainan laptop, padahal suamiku udah ngasih banyak game edukasi di PC rumah, tapi tetep aja dia ‘usil’ kalo liat aku buka laptop. Jadi kalo ingin tenang ngerjain proposal dan baca2 e-journal mesti nunggu dia bobo’ dulu, agar nggak ada lagi rengekan “aku pangku ibu, aku mau ngetik-ngetik juga".

Belum lagi kalo barengan dg jadwal pulang dua mingguan si sulung-ku dari asrama sekolahnya...wah bakalan double rengekan si Hira, karena si kakak juga ‘berat’ ninggalin main game onlinenya yg udah mapan terpasang di PC rumah. kerjaan rumah jg jd bertambah hrs antar-jemput dan nyiapin keperluan si kakak balik ke asrama...tapi syukurlah suamiku selalu kooperatif bantuin nyari referensi tesis plus bantu beresin tugas2 rumah tangga yg nggak bisa dikerjakan aku maupun si mbak dlm waktu bersamaan.

Februari 08, 2012

Lalat dan Surga

Tradisi nyadran yang masih dilestarikan oleh sebagian warga dikotaku terasa mengusik hati karena konon dikabarkan pe-nyadran melakukan larung saji ke tengah laut disertai ritual lainnya. Sejauh yang kubaca dari beberapa artikel, tradisi itu merupakan bentuk ungkapan rasa syukur pada Tuhan yang ditampilkan dlm sebentuk acara 'penyerahan sesaji' agar memperoleh 'berkah' . Tidakkah dua hal tersebut justru bertentangan… mengungkapkan rasa syukur dengan cara mempersembahkan sesuatu kepada selain Allah? Belum lagi seliweran berita seorang artis yg 'rela' melakukan ritual persembahan - konon hanya untuk memperoleh 'ijin peran' dari 'sang penghuni laut selatan'.

Duh galaunya hati…. apalagi tadi seorang teman mengingatkanku, bhw kita punya kewajiban untuk menyampaikan- bagaimanapun caranya- pada saudara-saudara kita tentang betapa besar resiko yg hrs dipikul akibat "bentuk persembahan” tersebut.  
Saudaraku...coba kita simak cerita tentang seekor lalat yang dapat menyebabkan seseorang masuk surga atau neraka berikut ini (dikutip dari kitab Fathul Majid - Syaikh Abdurrahman Hasan Alu Syaikh - Pustaka Azzam - hal 259):

Thariq bin Syihab menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "ada seseorang yang masuk surga karena seekor lalat, dan ada seseorang yang masuk neraka karena seekor lalat pula". Para sahabat bertanya, ‘"bagaimana hal itu, ya Rasulullah?"  Beliau menjawab, "Ada dua orang berjalan melewati suatu kaum yang mempunyai berhala, yang mana tidak seorangpun melewati berhala itu sebelum mempersembahkan kepadanya suatu kurban. Ketika itu, berkatalah mereka kepada salah seorang dari kedua orang tersebut, "persembahkanlah kurban kepadanya". Dia menjawab "aku tidak mempunyai sesuatu yg dpt kupersembahkan kepadanya". Merekapun berkata kepadanya lagi,’"persembahkan, sekalipun seekor lalat". Lalu orang itu mempersembahkan seekor lalat dan merekapun memperkenankan dia untuk meneruskan perjalanannya. Maka dia masuk neraka karenanya. Kemudian berkata berkatalah mereka kepada seorang yang lain, "persembahkanlah kurban kepadanya". Dia menjawab,"aku tidak patut mempersembahkan sesuatu kurban kepada selain Allah". Kemudian mereka memenggal  lehernya. Karenanya orang ini masuk surga". (HR. Imam Ahmad)

Semoga kita bisa meresapi makna cerita tersebut, sehingga kita tidak meremehkan semua hal - sekecil apapun - yang menyangkut tauhid, dan tidak membiarkan sedikitpun terbersit di dalam hati bahwa ada sesuatu selain Allah yang dapat mendatangkan berkah atau bencana .... wallahu a’lam